#trik_pojok { position:fixed;_position:absolute;bottom:0px; right:0px; clip:inherit; _top:expression(document.documentElement.scrollTop+ document.documentElement.clientHeight-this.clientHeight); _left:expression(document.documentElement.scrollLeft+ document.documentElement.clientWidth - offsetWidth);

Senin, 29 November 2010

kerapan sapi


Diselingi Uldaul dan Tarian Tradisional

BLUTO-Karapan Sapi Radar Madura Cup 2010 berlangsung meriah. Menggandeng Paguyuban Karapan Sapi Sumenep (PKSS), acara yang dilangsungkan di lapangan karapan sapi Kecamatan Bluto itu diikuti 24 pasang sapi dari beberapa daerah di Madura.
Even kebanggaan masyarakat Madura itu dikunjungi para petinggi Jawa Pos. Seperti Direktur Radar Media Nusantara (Ramen) Jawa Pos Nany Wijaya dan Leak Kustiya selaku pemred (pimpinan redaksi) Jawa Pos. Termasuk sejumlah pimpinan anak perusahaannya yang tergabung dalam Jawa Pos News Network (JPNN). Mereka berada di Pulau Garam untuk mengikuti rapat akbar di salah satu hotel di Kec Kota Sumenep. Para tamu disambut langsung Cholili Ilyas. direktur Radar Madura (Jawa Pos Grup) dan pimpinan lainnya.
Seperti pantauan koran ini, selain pendukung fanatik dari masing-masing pasangan sapi, karapan sapi juga dijubeli para pengunjung lokal. Mereka rela berpanas-panasan bersama anggota keluarganya untuk bisa menyaksikan langsung jalannya karapan sapi di sepanjang pembatas lapangan.

Karapan Sapi Radar Madura Cup 2010 dimulai sekitar pukul 10.00. Sapi dilombakan dengan ketentuan dua pasang sapi dalam pelepasannya. Pasangan sapi yang menang di babak awal, dipertandingkan lagi dengan yang menang di babak berikutnya. Begitu pun yang kalah. Untuk babak kedua dan berikutnya, berlaku sebagaimana pertandingan sistem gugur, hingga akhir pertandingan.
A. Zaini, fungsionaris PKSS mengatakan, pihaknya bangga dengan Karapan Sapi Radar Madura Cup 2010 yang terlaksana meriah. Menurutnya, dari tahapan perlombaan tidak ada kendala yang cukup berarti.
“Kami bersyukur karapan sapi sampai sekarang (siang kemarin, Red.) lancar-lancar saja. Mudah-mudahan tidak ada kendala sampai lomba ini berakhir,” katanya kepada koran ini kemarin (31/1).
Dijelaskan, pihaknya sengaja membatasi peserta hanya 24 pasang saja. Alasannya, selain karena memang keterbatasan waktu, panitia ingin lebih fokus pada kualitas penyelenggaraan. “Kalau pesertanya banyak, tentu tidak cukup dengan hanya sehari. Yang penting tujuan kami untuk mengenalkan salah satu budaya Madura tersampaikan,” cetusnya.
Kebetulan, saat berlangsungnya karapan sapi, langit di Bluto dan sekitarnya tampak cerah. Sehingga kejuaraan dapat berlangsung khidmat tanpa terkendala beceknya lapangan yang disebabkan turun hujan.
Kejuaraan yang diselenggarakan di ujung timur Pulau Madura ini memperebutkan trophy dari harian pagi Radar Madura. Panitia sendiri telah menyiapkan sedikitnya 6 trophy, yakni untuk juara I, II, dan III, golongan menang dan golongan kalah.
Selain trophy, panitia juga menyiapkan aneka hadiah. Antara lain sepeda motor, kulkas, dan TV. Hadiah-hadiah tersebut akan diberikan kepada pemenang karapan sapi sesuai golongannya, golongan menang maupun golongan kalah.
Pengunjung tidak hanya disuguhkan budaya karapan sapi. Dalam sesi yang ditentukan, juga dimeriahkan aneka hiburan. Antara lain parade musik Uldaul dari kelompok Puser Angin asal Kecamatan Pasongsongan dan penampilan tari tradisional Madura dari Sanggar Potre Koneng.
Sementara, Direktur Radar Madura Cholili Ilyas di sela kesibukannya mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang turut membantu menyukseskan acara. “Acara ini bisa sukses berkat dukungan dan partisipasi mereka.” katanya didampingi Kepala Biro Radar Madura di Sumenep Akhmadi Yasid.
Menurut Cholili, pagelaran Karapan Sapi Radar Madura Cup 2010 mempunyai peranan penting untuk mengenalkan salah satu budaya kebanggaan masyarakat Madura. Sehingga, pulau garam tetap eksis di mata masyarakat luar.

0 komentar:

Posting Komentar